Sabtu, 15 Juli 2017

Praksis ????

Haloooo.......
Kembali lagi dengan saya, Deleda OT hihii
Kali ini aku mau posting suatu istilah yang pasti gak asing lagi bagi para okupasi terapis. Apa itu?? Praksis! yup! istilah yang cukup sering diungkit2 di dunia perterapian (halah)
Bagi yang bukan okupasi terapis jika menemukan postinganku ini jgn cepat beralih yaa...ini lumayan buat nambah pengetahuan kalian di dunia kesehetan. Apalagi buat para orang tua, wah.. ini cukup penting untuk diketahui secara ini berkaitan juga dengan masalah tumbuh kembang anak. 

So...apa yang aku tulis nanti gak 100% dari pemikiranku. Aku akan membahas praksis berdasarkan artikel yang aku baca dr web yang nanti aku cantumin linknya di akhir postingan..Karena berhubung artikel yang aku baca pakai bahasa inggris jadi ini bisa dibilang versi bahasa Indonesianya lah yaa...hehehe. Met baca!...

Praksis
Ini merupakan suatu bentuk proses untuk mendapatkan ide,  memulai dan menyelesaikan aktifitas motorik baru. Dimana ada praksis maka di situ ada motor planning. Motor planning dan praksis ini berbanding lurus. Untuk memiliki kemampuan praksis yang bagus dibutuhkan motor planning yang baik pula. Hal yang mendukung baik, buruknya praksis/ motor planning seseorang adalah kemampuan dalam mengintegrasi informasi2 yg masuk ke sistem sensori/ indra, baik indra perasa sentuhan, pendengaran, penglihatan, gerakan serta keseimbangan.
Dyspraxia berarti gangguan pada motor planning. Apraksia berarti motor planning hampir tidak bekerja. Individu dengan masalah motor planning akan mengalami kesulitan dibanding dengan individu lain dalam menyelesaikan suatu aktivitas motorik baru karena buruknya pemrosesan informasi yang masuk ke sistem sensori. Orang-orang yang mengalami masalah ini biasanya akan memperlihatkan sifat seperti keras kepala dan malas. 

Praksis dapat dikelompokan sebagai berikut:

Praksis terhadap perintah verbal:

Kemampuan untuk mengintegrasi kemampuan verbal beserta respon motoriknya. Misalnya, jika seorang anak diberikan instruksi, "Duduk dan ambil pensil!"
Di situ ia harus mendengar instruksi 2 tahap dan melakukan 2 motor aksi. Kesulitan dalam mengikuti instruksi atau arahan sering disalahartikan sebagai suatu gangguan perilaku yang disengaja pada anak.  Padahal anak tersebut memang mengalami kesulitan dalam menangkap dan menjalani instruksi tersebut.

Praksis postural:

Kemampuan untuk mengimitasi (menirukan) posisi tubuh. Individu dengan masalah ini akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan2 olah raga. Misalnya jika ada seorang instruktor berkata, "Pegang tongkat/ stik seperti ini!" maka orang dengan masalah postural praksis ini akan mengalamai keslitan dalam meposisikan tubuh mereka seperti yang dicontohkan. Seorang bayi yang mengalami masalah ini dapat 'stuck' di bawah meja saat merangkak karena kesulitan untuk mencari tahu bagaimana caranya untuk bisa keluar. Individu dengan gangguan ini akan seperti kayu alias kaku di lingkungan mereka. Tidak fleksibel.

Sequencing Praksis:

Kemampuan untuk mengikuti rangkaian gerakan jari dan tangan seperti yang diperagakan demonstran. Ini juga berguna untuk aktifitas seperti mengambil benda dari meja sekolah, bermain alat musik, mencetak dan membungkus hadiah.

Constructional Praksis :

Kemampuan anak untuk menghubungkan objek satu sama lain dalam ruang tiga dimensi. Ini juga melibatkan kemampuan visual spasial dan motor planning dalam melakukan suatu aktifitas seperti mereplikasi bentuk struktur blok sederhana maupun kompleks. Praksis jenis ini melibatkan ide, konseptualisasi, persepsi spasial, dan perencanaan. Pada anak2 aktifitas yang memerlukan kemampuan ini seperti bermain permainan konstruksi (balok, lego dll), membuat sandwich, menjahit sesuai pola,

Oral Praksis:

Kemampuan untuk merencanakan dan mengeksekusi gerakan lidah, rahang, dan mulut. Dengan adanya kemampuan ini seorang anak dapat berbicara dengan jelas. Selain itu aktifitas ini diperkukan untuk melakukan aktifitas oral seperti meniup, mengunyah, menelan.




Source:
http://www.way2grow.com/SIPTSubtestDescriptions.pdf
http://www.sensorysystemsclinic.com/Sensory%20Integration%20Vocabulary.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar